Sambil nunggu
buka puasa perdana nih dab, lanjutin yang kemaren yaah. . Hari ini, Selasa 9
Juli 2013 ane dan unit KKN yang ditempatkan di Selo Boyolali bareng-bareng ke
lokasi buat observasi kondisi lokasi KKN. Ada 5 unit yang berangkat kesana hari
ini, dari mulai unit 93-98 ( ane unit 94 ya ). Okee, jam 9 semua unit yang mau
ke lokasi sudah siap stand by di Kampus UII atas, setelah molor setengah jam
akhirnya kami pun berangkat. Bersama dosen pembimbing 2 yang style riding nya
gokil abis, kami pun beriring-iringan layaknya sekumpulan rider yang lagi
touring gitu, cuman bedanya kami bukannya jalan bareng-bareng gitu tapi malah
saling kebut kayak balapan, alhasil rombongan kamipun sempat berhenti beberapa
menit di muntilan karena ada salah seorang “rider” yang mengalami pecah ban,
ahaha.
Setelah menunggu beberapa saat akhirnya kami
melanjutkan perjalanan. Setelah bersitegang dengan kendaraan-kendaraan besar
dan kemacetan di Jalan Magelang, mulai masuk ke wilayah boyolali suasana mulai
berubah, jalan mulai sepi, tapi kondisi jalan tidak begitu bersahabat dengan
roda-roda motor kami. Kami harus terus focus dan hati-hati saat ingin menyalip
atau nambah kecepatan, karena kondisi jalan yang tidak rata dan berlobang,
nanjak pula. Makin naik hawa dingin mulai merasuk, suasana berkabut yang tidak
setiap hari ane temui. Akhirnya kurang lebih 2 jam kami pun tiba di Kantor Desa
Tlogolele, yang berada di desa Ngadirojo. Kesan pertama ketika sampai disana
adalah, “So Cold”. . . . Yaa, dilokasi itu saja kita sudah bisa bersinggungan
dengan kabut awan dingin yang lewat, keren kaan??ahaha
Oke, kami dipersilahkan
oleh perangkat desa untuk menunggu Pak Lurah yang kebetulan sedang menerima
tamu saat kami datang. Setelah itu keluarlah sesosok bapak-bapak yang masih
cukup muda untuk dikira sebagai seorang lurah, tapi ternyata memang beliaulah Pak
Lurah disana, Pak Widodo namanya, usianya mungkin baru 30 an. Dan karena disana
belum mulai puasa (baca : ikut pemerintah) beliaupun dengan santainya “klepas-klepus”
( Ngerokok Red ) di depan kami serombongan. Kemudian dosen pembimbing
kami mengutarakan semua hal berkaitan dengan alasan kedatangan kami ke tempat
itu. Setelah meminta ijin untuk waktu-waktu masa observasi agar kami bisa
keluar masuk lokasi, kemudian kami pun segera menuju ke pos / desa
masing-masing yang sudah ditetapkan.
Unit ane (94) dapat
desa Tlogomulyo, posisi nya masih berada dibawah lereng gunung, dibanding
dengan unit-unit lain yang masih harus jalan lagi ke atas untuk menuju desa
mereka, walaupun semua desa yang menjadi pos kami termasuk dalam daerah rawan
bahaya sebenarnya. Hiks, ngeri yee. . Oke, akhirnya setelah muter-muter naik
turun kami pun menemukan rumah pak Kadus yang nantinya jika beliau berkenan
kami boleh menumpang disana selama KKN ini. Sambutan yang cukup hangat khas
desa banget laah pokoknya, ramah banget orangnya tuh. Yaa, kami dipersilahkan
duduk dan kamipun ngobrol-ngobrol buat cairin suasana biar g kaku. Ada moment
lucu sebenarnya waktu kami ngobrol-ngobrol sama pak dukuhnya, jadi nih ada
temen unit aku yang dia sama sekali ngga bisa ngomong bahasa jawa, dengerin pun
dia g mudeng maksudnya. Nah pas lagi ngobrol gitu, dia ditanya nih sama pak
dukuhnya, dan dia cumin geleng-geleng terus sampai akhirnya bilang kalo dia
dari tadi tuh g mudheng apa yang kita obrolin, ahaha. .
Dan sialnya
lagi, semua warga disana puasa nya ngikut jadwal pemerintah, jadi ya disitu
dibuatin minum sama dikasih makanan sama pak dukuhnya, dan unit aku cumin ak
sama satu temen aku cewek yang udah puasa. . Jadi cumin bisa ngeliat doank
suguhannya. .hiks
Setelah beberapa
saat ngobrol, kamipun meminta ijin buat jalan-jalan liat kondisi desa, dan
kesan pertama yang aku rasain disana tuh orang-orangnya ramah banget sumpah,
apalagi yang orang-orang tuanya gitu, pasti dari jauh udah nyapa duluan, dengan
sambutan khasnya, “ monggo mas mbak pinarak mampir”, itu yang bikin agak nyaman
sih disana, ya walaupun seperti apa kondisi desa secara keseluruhan belom
bener-bener keliatan. Waktu menunjukan jam 1 siang dan kami berhenti di salah
satu mushola yang kebetulan tempatnya deket sama rumah pak Dukuh. Ternyata baru
ada beberapa bagian masjid yang diperbaiki sama warga setempat , dan karena kondisi
masjid yang terkunci kamipun meminta ijin sama warga yang rumahnya berada tepat
disebelah mushola tersebut. Dan sama seperti warga yang lain, ibu-ibu paruh
baya yang kami mintai ijin itu pun dengan sangat hangatnya menyambut kami
semua, serta anak laki-lakinya yang mungkin seumuran dengan kami.
Dan yang selalu
diceritakan dengan gaya hiperbol yang luar biasa oleh kakak-kakak angkatan kami
yang sudah pernah KKN di Selo juga mengenai betapa super dinginnya air disana
akhirnya terbuktikan dengan nyata, ahaha. Airnya dingiiin beud dab, pertama
wudhu malah bikin ngilu semua. Tapi mungkin itu karena kami belom terbiasa aja
kali ya, soalnya kalo warga sana sih katanya ya biasa-biasa aja gitu
ngrasainnya. . .Oke, setelah sholat kamipun memutuskan untuk kembali ke rumah
Pak Dukuh, sebenarnya niatnya masih ingin nanya-nanya gitu, tapi sayangnya
beliau udah pergi, kata istrinya sih pergi “ngalas” (ke hutan), dan baru saja
berangkat, jadi ya kami langsung pamit pulang sama Bu Dukuh nya. Oh iya dab,
buat informasi aja, personality ibu Dukuh nya jauh beda sama pak Dukuh nya yang
ramah tadi, ini nih jutek amat orangnya, kayak judes gitu klo ngomong, tapi ya
semoga itu hanya perasaan kami saja dan juga mungkin karena itu juga pertama
kali kami datang kesana jadi ya suasana belom kondusif. .
Okeee, akhirnya
kami pulang kembali ke jogja (kecuali ane yang tetep kembali ke Klaten) ahaha.
Besok paginya mesti naik lagi (baca : ke kampus atas) buat ketemu sama DPL 1,
bimbingan gitu katanya. Udah, itu hari ini. . . To be continue yaa