Resume Jurnal Referensi Proposal Skripsi
Judul : Pengaruh Fee dan pengalaman Auditor terhadap kualitas audit.
No
|
Pengarang & Judul
( Sumber, Tahun )
|
Tujuan Penelitian
|
Sampel
|
Metode / Alat Uji
|
Theory
|
Variabel Penelitian
|
Result
|
Kelemahan
|
|||
|
|
|
|
|
|
Independen
|
|
Dependen
|
|
|
|
1
|
PENGARUH FEE AUDIT, ROTASI KAP DAN REPUTASI AUDITOR
TERHADAP KUALITAS AUDIT DI BEI Bambang Hartadi Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan
Keuangan ISSN 1411-0393 Akreditasi No. 110/DIKTI/Kep/2009.
|
1. Mengetahui sejauh mana pengaruh jumlah fee
terhadap kualitas audit.
2. Mengetahui pengaruh rotasi auditor terhadap
kualitas audit.
3. Mengetahui pengaruh reputasi auditor terhadap
kualitas audit.
|
> Data auditan dari laporan keuangan auditan
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2004-2010.
> Masing-masing tahun diambil 40 kapitaslisasi
pasar tertinggi.
> Jumlah sampel 354 perusahaan.
|
> Regresi
Linear
sederhana.
|
> Agency
Theory
> Teori
Perusahaan
> Teori Biaya Transaksi
|
1. Fee Audit
2. Rotasi KAP
3.Reputasi
Auditor
|
|
> Kualitas
Audit
|
|
1. Fee Audit (+)
2. Rotasi KAP (-)
3. Reputasi
Auditor ( - )
|
> Company Size tudak dipertimbangkan sebagai
variable control
> Variabel
lainnya yang bisa digunakan: 1. Group
Consensus
2. Pair Review
|
2
|
PENGARUH PENGALAMAN,KEAHLIAN, SITUASI AUDIT, ETIKA
DAN GENDER TERHADAP KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDITOR MELALUI SKEPTISISME PROFESIONAL
AUDITOR
(Studi Kasus Pada KAP Big Four di Jakarta)
Rr. Sabrina K.
Indira Januarti
(Universitas Diponegoro)
|
(1) menguji dan memberikan bukti mengenai pengaruh
pengalaman, keahlian, situasi audit, etika dan gender terhadap
ketepatan pemberian opini auditor.
(2) menguji dan memberikan bukti empiris pengaruh
pengalaman, keahlian, situasi audit, etika dan gender terhadap
ketepatan pemberian opini auditor melalui skeptisisme profesional auditor
|
auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik “Big
Four” di Jakarta.
|
Uji beda t-test.
Partial Least Square
|
> teori Disonansi Kognitif
> Teori of Planned Behaviour
|
1. Pengalaman
2. Keahlian
3. Situasi Audit
4. Etika
5. Gender
|
|
> Ketepatan pemberian opini auditor
>Skeptisisme
profesional
|
|
1. Pengalaman ( - )
2. Keahlian ( - )
3. Situasi audit ( - )
4. Etika ( - )
5. Gender ( + )
|
1. Pengiriman kuesioener tidak pada waktu yang tepat.
2.
|
3
|
PENGARUH PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP PENGGUNAAN
BUKTI TIDAK RELEVAN DALAM AUDITOR JUDGMENT
(YUDHI HERLIANSYAH SE.,Ak.,MSi
MEIFIDA ILYAS, SE, MSi
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
|
> Mengetahui apakah pengalaman auditor mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan bukti dalam auditor judgement.
|
87 partisipan auditor
|
>Metode Eksperimen.
>Statistik Deskriptif.
> Uji F
> ANOVA
|
|
>Tipe Bukti
>Tingkat Pengalaman
|
|
>Penilaian subjek mengenai Going concern.
|
|
Pengalaman mengurangi dampak informasi tidak relevan
terhadap judgement auditor.
|
1. Keterbatasan validitas eksternal pada metode
eksperimen nya.
2. Penelitian terbatas pada going concern judgement.
3. Metode eksperimen tidak mampu mengontrol banyak
hal, seperti tempat, suasana dll.
|
4
|
PENGARUH INDEPENDENSI, PENGALAMAN, DUE
PROFESSIONAL CARE DAN AKUNTABILITAS TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi pada
Auditor di KAP “Big Four” di Indonesia) ELISHA MULIANI SINGGIH Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto ICUK
RANGGA BAWONO Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto , SNA XIII 2010
|
(1) menguji dan memberikan bukti mengenai pengaruh
pengalaman, keahlian, situasi audit, etika dan gender terhadap
ketepatan pemberian opini auditor
(2) menguji dan memberikan bukti empiris pengaruh
pengalaman, keahlian, situasi audit, etika dan gender terhadap
ketepatan pemberian opini auditor melalui skeptisisme profesional auditor
|
95 responden auditors who work in “Big Four” public
accountant offices in Indonesia.
|
> Uji Asumsi Klasik
> Analisis regresi berganda.
|
|
> Independensi
> Pengalaman
> Due professional care
> akuntabilitas
>
|
|
> Kualitas Audit
|
|
Independensi, pengalaman, due professional care dan
akuntabilitas (+)
Independensi variable yang dominan.
|
Responden sebagian besar merupakan staf auditor.
|
5
|
PENGARUH BEBAN KERJA, PENGALAMAN AUDIT DAN TIPE
KEPRIBADIAN TERHADAP SKEPTISME PROFESIONAL DAN KEMAMPUAN AUDITOR DALAM
MENDETEKSI KECURANGAN
HAFIFAH NASUTION
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
FITRIANY
Universitas Indonesia
|
1. menganalisis pengaruh beban kerja, pengalaman dan
tipe kepribadian auditor terhadap skeptisisme professional.
2. Menganalisis pengaruh skeptisisme professional,
beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian terhadap kemampuan auditor
mendeteksi kecurangan.
|
> Auditor di KAP wilayah Jakarta.
|
> Statistik Deskriptif
|
|
1. Beban kerja
2. Pengalaman Audit
3. Tipe kepribadian
> Variabel Kontrol :
1. Gender
2. Ukuran KAP
3 Posisi
|
|
1. Skeptisisme professional
2. Kemampuan mendeteksi kecurangan
|
|
> Beban kerja (-) skeptisisme
> pngalaman dan tipe kepribadian (+) skeptisisme
professional
> Beban kerja
(-) kmampuan auditor mndeteksi fraud
> pengalaman dan skeptisisme (+) kmampuan
mendeteksi fraud.
> Gender, ukuran KAP dan posisi auditor (-)
skeptisisme profesional
|
> Sampel auditor terbatas
> Variabel terbatas
|
6
|
Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi,
Obyektivitas, Integritas dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan.
( Ika Sukriah, Akram dan Biana Adha Inapty )
|
Mengetahui pengalaman kerja, independensi,
obyektivitas, integritas dan kompetensi auditor terhadap peningkatan kualitas
hasil pemeriksaan.
|
>Auditor di Inspektorat Se Pulau Lombok
>Jumlah sampel 154
|
> Multiple Regression
|
|
1. Pengalaman Kerja
2. Independensi
3. Obyektivitas
|
|
> Kualitas hasil pemeriksaan
|
|
> Pengalaman kerja ( + )
> Obyaktivitas (+ )
> Kompetensi ( + )
|
> Ruang lingkuo penelititan terbatas
> Masih ada variable independen lain yang
mempengaruhi variasi kualitas hasil pemeriksaan.
|
7
|
PENGARUH FEE AUDIT, KOMPETENSI AUDITOR DAN PERUBAHAN
KEWENANGAN TERHADAP MOTIVASI AUDITOR
(WAHYUDIN NOR UNIVERSITAS PALANGKA RAYA)
|
1. Mengetahui pengaruh fee audit terhadap motivasi
auditor
2. Mengetahui pengaruh kompetensi auditor terhadap
motivasi auditor
3. Mengetahui pengaruh perubahan kewenangan terhadap
motivasi auditor.
|
Populasi : Auditor eksternal di KAP yang terdaftar di
BPK RI
Sampel : 191
responden
|
Multiple regression analysis
|
1. Teori Harapan (ecpectancy theory)
2. Teori Penetapan Tujuan (goal setting theory)
|
1. Fee
2. Kompetensi
3. Perubahan Kewenangan
|
|
Motivasi auditor
|
|
> Fee ( + )
> Kompetensi ( + )
> Perubahan kewenangan
( + )
|
>pengukuran dengan skala likert pada
instrumen kompetensi auditor dengan skala self-rating, mungkin akan
menyebabkan kecenderungan para responden mengukur kompetensi lebih tinggi
dari yang seharusnya (leniency bias),
|
Daftar Teori :
1. Teori DISONANSI
KOGNITIF.
Hipotesis
dasar dari teori disonansi kognitif yaitu bahwa adanya disonansi akan menimbulkan
ketidaknyamanan psikologis, hal ini akan memotivasi seseorang untuk mengurangi
disonansi tersebut dan mencapai konsonansi. Arti disonansi adalah adanya suatu
inkonsistensi dan perasaan tidak suka yang mendorong orang untuk melakukan
suatu tindakan untuk keluar dari ketidaknyamanan tersebut dengan dampak-dampak
yang tidak dapat diukur. Disonansi terjadi apabila terdapat hubungan yang
bertolak belakang akibat penyangkalan dari satu elemen kognitif terhadap elemen
lain, antara elemen-elemen kognitif dalam diri inidividu. Disonansi kognitif
mengacu pada inkonsistensi dari dua atau lebih sikap-sikap individu, atau
inkonsistensi antara perilaku dan sikap. Dalam teori ini, unsur kognitif adalah
setiap pengetahuan, opini, atau apa saja yang dipercayai orang mengenai
lingkungan, diri sendiri atau perilakunya. Menurut Noviyanti (2008) teori ini
mampu membantu untuk memprediksi kecenderungan individu dalam merubah sikap dan
perilaku dalam rangka untuk mengurangi disonansi yang terjadi.
Disonansi
kognitif terjadi apabila auditor mempunyai kepercayaan tinggi terhadap klien,
sehingga menyebabkan sikap skeptisisme profesionalnya berada pada tingkat
rendah, padahal standar profesional akuntan publik menghendaki agar auditor
bersikap skeptic.
2. Theory of Planned Behavior.
Menurut Ajzen
(1991) Theory Planned of Behavior ini didasarkan pada asumsi bahwa
manusia biasanya akan berperilaku pantas (behave in a sensible manner). Tujuan
dan manfaat dari teori ini adalah untuk meramalkan dan memahami
pengaruh-pengaruh motivasi perilaku , baik kemauan individu itu sendiri maupun
bukan kemauan dari inidividu tersebut.
3. Teori Pengharapan
Victor H.
Vroom tahun 1964 (Robbins dan Judge, 2007: 188-190), menyatakan bahwa motivasi
merupakan kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dengan cara-cara
tertentu dan kekuatan itu bergantung pada suatu pengharapan bahwa tindakan itu
akan diikuti oleh output tertentu dan daya tarik dari output itu
bagi individu tersebut. Motivasi timbul
dari seberapa yakin bahwa pemuasan bagi keinginannya sebagai imbalan atas usaha
yang dilakukannya. Bila keyakinan yang diharapkan cukup besar untuk memperoleh
kepuasannya, maka orang itu akan bekerja keras untuk melakukannya. Begitu pula
sebaliknya jika keyakinan yang diharapkan tidak sesuai untuk memperoleh
kepuasan yang diinginkan maka orang itu tidak akan terdorong untuk
melakukannya.
4. Teori Agensi
Menurut Jensen
dan Meckling (1976), Hubungan agensi didefinisikan sebagai kontrak antara
prinsipal dan agen. Proses ini melibatkan pendelegasian sebagian kewenangan
pengambilan keputusan ke- pada agen. Menurut Jensen dan Meckling (1976), jika
Prinsipal dan Agen adalah utility maximizers, maka ada kesempatan yang
lebih besar untuk setiap pihak untuk memaksimalkan kepentingan sendiri. Da- lam
hal ini teori agensi akhirnya banyak menghubungan dengan permasalahan kon- flik
kepentingan yang mungkin muncul dari hubungan kontraktual dari kedua belah
pihak dimana pada hakekatnya kedua nya memiliki akuisisi informasi yang
berbeda. Teori agensi berusaha untuk menjawab masalah agensi yang terjadi yang
di- sebabkan karena pihak-pihak yang saling bekerjasama memiliki tujuan yang
berbeda. Menurut Eisenhardt (1989),
Posting Komentar