Tempat membual, semoga bualan nya bermanfaat. Me :Pria (21)..Life is simple, why so serious?? Add my acc for more detail informations
News Update :
Home » , , » Resume Jurnal Referensi Proposal Skripsi - Pengaruh Fee dan pengalaman Auditor terhadap kualitas audit.

Resume Jurnal Referensi Proposal Skripsi - Pengaruh Fee dan pengalaman Auditor terhadap kualitas audit.

Resume Jurnal Referensi Proposal Skripsi
Judul : Pengaruh Fee dan pengalaman Auditor terhadap kualitas audit.


No
Pengarang & Judul
( Sumber, Tahun )
Tujuan Penelitian
Sampel
Metode / Alat Uji
Theory
Variabel Penelitian
Result
Kelemahan






Independen

Dependen



1
PENGARUH FEE AUDIT, ROTASI KAP DAN REPUTASI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT DI BEI Bambang Hartadi Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan ISSN 1411-0393 Akreditasi No. 110/DIKTI/Kep/2009.
1. Mengetahui sejauh mana pengaruh jumlah fee terhadap kualitas audit.
2. Mengetahui pengaruh rotasi auditor terhadap kualitas audit.
3. Mengetahui pengaruh reputasi auditor terhadap kualitas audit.
> Data auditan dari laporan keuangan auditan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2004-2010.
> Masing-masing tahun diambil 40 kapitaslisasi pasar tertinggi.
> Jumlah sampel 354 perusahaan.
> Regresi
 Linear sederhana.
> Agency
 Theory
> Teori
 Perusahaan
> Teori Biaya Transaksi
1. Fee Audit
2. Rotasi KAP
3.Reputasi
 Auditor


> Kualitas
 Audit

1. Fee Audit (+)
2. Rotasi KAP (-)
3. Reputasi
 Auditor  ( - )
> Company Size tudak dipertimbangkan sebagai variable control
> Variabel
 lainnya   yang bisa digunakan: 1. Group
 Consensus
2. Pair Review
2
PENGARUH PENGALAMAN,KEAHLIAN, SITUASI AUDIT, ETIKA DAN GENDER TERHADAP KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDITOR MELALUI SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR
(Studi Kasus Pada KAP Big Four di Jakarta)
Rr. Sabrina K.
Indira Januarti
(Universitas Diponegoro)
(1) menguji dan memberikan bukti mengenai pengaruh pengalaman, keahlian, situasi audit, etika dan gender terhadap ketepatan pemberian opini auditor.
(2) menguji dan memberikan bukti empiris pengaruh pengalaman, keahlian, situasi audit, etika dan gender terhadap ketepatan pemberian opini auditor melalui skeptisisme profesional auditor
auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik “Big Four” di Jakarta.
Uji beda t-test.
Partial Least Square
> teori Disonansi Kognitif 
> Teori of Planned Behaviour
1. Pengalaman
2. Keahlian
3. Situasi Audit
4. Etika
5. Gender


> Ketepatan pemberian opini auditor
>Skeptisisme
profesional

1. Pengalaman ( - )
2. Keahlian ( - )
3. Situasi audit ( - )
4. Etika  ( - )
5. Gender ( + )
1. Pengiriman kuesioener tidak pada waktu yang tepat.
2.
3
PENGARUH PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP PENGGUNAAN
BUKTI TIDAK RELEVAN DALAM AUDITOR JUDGMENT
(YUDHI HERLIANSYAH SE.,Ak.,MSi
MEIFIDA ILYAS, SE, MSi
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
> Mengetahui apakah pengalaman auditor mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan bukti dalam auditor judgement.
87 partisipan auditor
>Metode Eksperimen.
>Statistik Deskriptif.
> Uji F
> ANOVA


>Tipe Bukti



>Tingkat Pengalaman

>Penilaian subjek mengenai Going concern.

Pengalaman mengurangi dampak informasi tidak relevan terhadap judgement auditor.
1. Keterbatasan validitas eksternal pada metode eksperimen nya.
2. Penelitian terbatas pada going concern judgement.
3. Metode eksperimen tidak mampu mengontrol banyak hal, seperti tempat, suasana dll.
4
PENGARUH INDEPENDENSI, PENGALAMAN, DUE PROFESSIONAL CARE DAN AKUNTABILITAS TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi pada Auditor di KAP “Big Four” di Indonesia) ELISHA MULIANI SINGGIH Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto ICUK RANGGA BAWONO Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto , SNA XIII 2010
(1) menguji dan memberikan bukti mengenai pengaruh pengalaman, keahlian, situasi audit, etika dan gender terhadap ketepatan pemberian opini auditor
(2) menguji dan memberikan bukti empiris pengaruh pengalaman, keahlian, situasi audit, etika dan gender terhadap ketepatan pemberian opini auditor melalui skeptisisme profesional auditor
95 responden auditors who work in “Big Four” public accountant offices in Indonesia.
> Uji Asumsi Klasik
> Analisis regresi berganda.

> Independensi
> Pengalaman
> Due professional care
> akuntabilitas
> 

> Kualitas Audit

Independensi, pengalaman, due professional care dan akuntabilitas (+)
Independensi variable yang dominan.
Responden sebagian besar merupakan staf auditor.
5
PENGARUH BEBAN KERJA, PENGALAMAN AUDIT DAN TIPE KEPRIBADIAN TERHADAP SKEPTISME PROFESIONAL DAN KEMAMPUAN AUDITOR DALAM MENDETEKSI KECURANGAN
HAFIFAH NASUTION
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
FITRIANY
Universitas Indonesia
1. menganalisis pengaruh beban kerja, pengalaman dan tipe kepribadian auditor terhadap skeptisisme professional.
2. Menganalisis pengaruh skeptisisme professional, beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian terhadap kemampuan auditor mendeteksi kecurangan.
> Auditor di KAP wilayah Jakarta.
> Statistik Deskriptif

1. Beban kerja
2. Pengalaman Audit
3. Tipe kepribadian

> Variabel Kontrol   :
1. Gender
2. Ukuran KAP
3  Posisi

1. Skeptisisme professional
2. Kemampuan mendeteksi kecurangan

> Beban kerja (-) skeptisisme
> pngalaman dan tipe kepribadian (+) skeptisisme professional
> Beban kerja  (-) kmampuan auditor mndeteksi fraud
> pengalaman dan skeptisisme (+) kmampuan mendeteksi fraud.
> Gender, ukuran KAP dan posisi auditor (-) skeptisisme profesional
> Sampel auditor terbatas
> Variabel terbatas

6
Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektivitas, Integritas dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. ( Ika Sukriah, Akram dan Biana Adha Inapty )
Mengetahui pengalaman kerja, independensi, obyektivitas, integritas dan kompetensi auditor terhadap peningkatan kualitas hasil pemeriksaan.
>Auditor di Inspektorat Se Pulau Lombok
>Jumlah sampel 154
> Multiple Regression

1. Pengalaman Kerja
2. Independensi
3. Obyektivitas

> Kualitas hasil pemeriksaan

> Pengalaman kerja ( + )
> Obyaktivitas (+ )
> Kompetensi ( + )
> Ruang lingkuo penelititan terbatas
> Masih ada variable independen lain yang mempengaruhi variasi kualitas hasil pemeriksaan.
7
PENGARUH FEE AUDIT, KOMPETENSI AUDITOR DAN PERUBAHAN KEWENANGAN TERHADAP MOTIVASI AUDITOR
(WAHYUDIN NOR UNIVERSITAS PALANGKA RAYA)
1. Mengetahui pengaruh fee audit terhadap motivasi auditor
2. Mengetahui pengaruh kompetensi auditor terhadap motivasi auditor
3. Mengetahui pengaruh perubahan kewenangan terhadap motivasi auditor.
Populasi : Auditor eksternal di KAP yang terdaftar di BPK RI
Sampel :  191 responden
Multiple regression analysis
1. Teori Harapan (ecpectancy theory)
2. Teori Penetapan Tujuan (goal setting theory)
1. Fee
2. Kompetensi
3. Perubahan Kewenangan

Motivasi auditor

> Fee ( + )
> Kompetensi ( + )
> Perubahan kewenangan
      ( + )
>pengukuran dengan skala likert pada instrumen kompetensi auditor dengan skala self-rating, mungkin akan menyebabkan kecenderungan para responden mengukur kompetensi lebih tinggi dari yang seharusnya (leniency bias),  

Daftar Teori            :
1. Teori DISONANSI KOGNITIF.
Hipotesis dasar dari teori disonansi kognitif yaitu bahwa adanya disonansi akan menimbulkan ketidaknyamanan psikologis, hal ini akan memotivasi seseorang untuk mengurangi disonansi tersebut dan mencapai konsonansi. Arti disonansi adalah adanya suatu inkonsistensi dan perasaan tidak suka yang mendorong orang untuk melakukan suatu tindakan untuk keluar dari ketidaknyamanan tersebut dengan dampak-dampak yang tidak dapat diukur. Disonansi terjadi apabila terdapat hubungan yang bertolak belakang akibat penyangkalan dari satu elemen kognitif terhadap elemen lain, antara elemen-elemen kognitif dalam diri inidividu. Disonansi kognitif mengacu pada inkonsistensi dari dua atau lebih sikap-sikap individu, atau inkonsistensi antara perilaku dan sikap. Dalam teori ini, unsur kognitif adalah setiap pengetahuan, opini, atau apa saja yang dipercayai orang mengenai lingkungan, diri sendiri atau perilakunya. Menurut Noviyanti (2008) teori ini mampu membantu untuk memprediksi kecenderungan individu dalam merubah sikap dan perilaku dalam rangka untuk mengurangi disonansi yang terjadi.
Disonansi kognitif terjadi apabila auditor mempunyai kepercayaan tinggi terhadap klien, sehingga menyebabkan sikap skeptisisme profesionalnya berada pada tingkat rendah, padahal standar profesional akuntan publik menghendaki agar auditor bersikap skeptic.
2. Theory of Planned Behavior.
                Menurut Ajzen (1991) Theory Planned of Behavior ini didasarkan pada asumsi bahwa manusia biasanya akan berperilaku pantas (behave in a sensible manner). Tujuan dan manfaat dari teori ini adalah untuk meramalkan dan memahami pengaruh-pengaruh motivasi perilaku , baik kemauan individu itu sendiri maupun bukan kemauan dari inidividu tersebut.

3. Teori Pengharapan
                Victor H. Vroom tahun 1964 (Robbins dan Judge, 2007: 188-190), menyatakan bahwa motivasi merupakan kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dengan cara-cara tertentu dan kekuatan itu bergantung pada suatu pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh output tertentu dan daya tarik dari output itu bagi individu tersebut.  Motivasi timbul dari seberapa yakin bahwa pemuasan bagi keinginannya sebagai imbalan atas usaha yang dilakukannya. Bila keyakinan yang diharapkan cukup besar untuk memperoleh kepuasannya, maka orang itu akan bekerja keras untuk melakukannya. Begitu pula sebaliknya jika keyakinan yang diharapkan tidak sesuai untuk memperoleh kepuasan yang diinginkan maka orang itu tidak akan terdorong untuk melakukannya.
4. Teori Agensi
                Menurut Jensen dan Meckling (1976), Hubungan agensi didefinisikan sebagai kontrak antara prinsipal dan agen. Proses ini melibatkan pendelegasian sebagian kewenangan pengambilan keputusan ke- pada agen. Menurut Jensen dan Meckling (1976), jika Prinsipal dan Agen adalah utility maximizers, maka ada kesempatan yang lebih besar untuk setiap pihak untuk memaksimalkan kepentingan sendiri. Da- lam hal ini teori agensi akhirnya banyak menghubungan dengan permasalahan kon- flik kepentingan yang mungkin muncul dari hubungan kontraktual dari kedua belah pihak dimana pada hakekatnya kedua nya memiliki akuisisi informasi yang berbeda. Teori agensi berusaha untuk menjawab masalah agensi yang terjadi yang di- sebabkan karena pihak-pihak yang saling bekerjasama memiliki tujuan yang berbeda. Menurut Eisenhardt (1989),
Share this article :

Posting Komentar

Ganti Bahasa

Traveller

 
Profil Ane | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Copyright © 2011. Pecandu Kopi . All Rights Reserved.
Design Template by panjz-online | Support by Desain From | Powered by Blogger